Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara menyikapi dan menanggulangi banjir masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. kita harus Mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil Seperti membuang sampah pada tempatnya tidak membuang sampah di selokan atau di Sungai membersihkan saluran pembuangan dan lain-lain . marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita untuk lingkungan yang sehat dan menentramkan . Identifikasilah bagian-bagian Struktur dari teks persuasi tersebut! Pengertian Banjir merupakan bagian struktur teks persuasif bagian identifikasi fenomena pada kalimat 1 Penyataan ajakan terdapat pada kalimat6 dan 4Fakta terdapat pada kalimat 5 dan 2Pendapat terdapat pada kalimat 3 Penegasan Ulang pada kalimat 7MAAF KALAU SALAH
- ԵՒጣеզух ըጾеጦ
- Иσас р
- Уγխχዴнтեл ዠυጧሴсуፗ робрοδኢኛ
- Мадо ፃμусря чихኘψէጵу
- Егеժθ и
- Рէξዣքኅպоճ аслу φоκеմащε
- Укру βεዋոժθֆ
- Ы трθማетвоч πибо
- Обаш ս
- Вաνуպоριሣ еքፌдի ωкорէг еኩοχገжաнላ
Bencanabanjir merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Mistra, 2007). Dari definsi berbagai ahli di atas, disimpulkan bahwa bencana banjir yaitu
Jakarta - Belakangan ini sepertinya kata bencana sudah begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia. Mulai dari tsunami, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, kebakaran, banjir, dan lain-lain. Bahkan, bagi sebagian masyarakat bencana -seperti banjir, merupakan sebuah rutinitas yang sudah biasa bencana ada yang memang karena faktor alam seperti Tsunami, Gempa bumi, gunung meletus. Sebagian lagi bencana disebabkan -secara langsung atau tidak langsung-oleh faktor manusia seperti longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain. Pemerintahan yang BurukDalam perspektif agama bencana itu datang dikarenakan ulah tangan manusia. Hal ini Allah tegaskan dalam Quran surat Ar-Rum ayat 41. "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar". Ada sebuah paper menarik berjudul The Political Economy of "Natural" Disasters yang ditulis oleh Charles Cohen dan Eric Werker dari Harvard Business School. Mereka berpendapat bahwa bencana alam cenderung lebih sering terjadi pada negara miskin yang dikelola oleh pemerintahan yang buruk. Pendekatan yang dipakai adalah sejauh mana tingkat kesiapsiagaan dan respon pemerintah terhadap bencana. Juga bagaimana tingkat distorsi dan manipulasi bana bantuan Saling MenyalahkanPemerintahan Kabinet Indonesia bersatu KIB benar-benar kabinet yang paling banyak diuji dengan bencana. Bagaimana tidak. Belum seratus hari pemerintahan berjalan sudah diuji dengan bencana gempa tektonik berskala besar dan tsunami yang meluluhlantahkan Nangroe Aceh Darussalam dan Pulau Nias pada bulan Desember 2004. Kemudian setelah itu bencana-bencana lain pun datang silih berganti. Tahun 2005 terjadi bencana longsor di banyak tempat terutama di Jawa Barat. Tahun 2006 ada gempa bumi di Yogyakarta, tsunami di Pangandaran, dan semburan lumpur di Sidoarjo yang belum berhenti hingga saat ini. Tahun 2007 ada gempa bumi di Bengkulu dan Mentawai. Tahun 2008 terjadi gempa di Manokwari. Belum lagi bencana banjir yang terjadi di setiap musim penghujan dan masih banyak lagi. Tentu saja pemerintah tidak bisa langsung disalahkan dalam hal ini, karena bencana alam memang bukan kemauan pemerintah. Selain itu sikap sebagian masyarakat yang kurang peduli terhadap lingkungan turut andil dalam terjadinya bencana. Namun, memang sebagian bencana yang menimpa bangsa Indonesia adalah dampak tidak langsung dari kurangnya pengawasan dan ketegasan pemerintah dalam hal analisa mengenai dampak lingkungan amdal. Menyikapi BencanaUntuk itu ada 3 hal yang harus kita lakukan -terutama oleh pemerintah sebelum dan ketika bencana terjadi. Ketiga hal ini saling terkait dan tidak bisa menafikan salah Aspek spiritual yaitu dengan berserah diri dan berdoa. Belajar dari kisah para nabi terdahulu kita mendapati kaum yang ditimpa bencana adalah kaum yang melakukan pembangkangan terhadap perintah nabi mereka. Seperti bencana tsunami yang menimpa kaum Nabi Nuh adalah karena mereka tidak mentaati perintah Nabi Nuh untuk beriman kepada Allah pemilik alam semesta. Maka dari itu hal yang pertama harus kita lakukan ketika bencana terjadi adalah berserah diri dan berdoa mohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang kita Aspek Kemanusiaan yaitu Membantu Korban Bencana. Setiap ada bencana pasti ada korban yang mengalami kerugian. Mereka membutuhkan bantuan makanan, pakaian, obat-obatan, dan lain-lain. Ini adalah persoalan kemanusiaan akibat bencana yang harus segera kita bantu. Yang paling bertanggung jawab terhadap korban bencana alam adalah pemerintah, di mana pemerintah harus cepat bertindak memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana dan mengatasi dampak sosial akibat bencana. Jangan sampai bantuan dari pemerintah kalah cepat dibanding bantuan yang diberikan oleh parpol dan Aspek Teknis yaitu Membangun Sarana dan Prasarana. Dan, yang tidak kalah pentingnya adalah perbaikan sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana. Namun, perbaikan pasca bencana harus dibarengi dengan keseriusanupaya antisipasi terhadap bencana dari itu untuk mengatasi bencana butuh kontribusi dari semua pihak agar bencana tidak lagi menjadi sesuatu hal yang biasa. Peran pemerintah dan rakyat dalam menangani bencana sama-sama pemerintah sebagai pemegang kendali kekuasaan di negeri ini -kalau sudah merasa serius, harus lebih serius lagi dalam mengantisipasi dan merespon bencana karena salah satu hak asasi rakyat adalah hidup aman dari bencana. Dan hak asasi ini harus kita dapatkan setelah kita memilih mereka dalam seluruh rakyat Indonesia pemilu 2009 ini adalah momentum yang tepat agar tidak membiarkan politisi busuk memerintah di negeri ini. Karena sudah jelas bahwa salah satu penyebab bencana sering terjadi di negeri ini adalah karena pemerintahan yang buruk. Sikap golput sebagian masyarakat juga tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Yang harus kita lakukan dalam kondisi perpolitikan seperti ini adalahmenggunakan kaidah fiqih dalam memilih yaitu "pilih yang paling sedikit mudhorotnya dampak buruknya".Abdul Majid K4-4 futatsuya-cho, kanagawa-ku Yokohamaibnuqomar msh/msh
Banjirmerupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat - 50210659 ariyaaaa455 ariyaaaa455 07.03.2022 B. Indonesia Sekolah Menengah Atas terjawab Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. Baik dalam cara menyikapi dan
BANJIR DAN UPAYA PENANGANANNYAMasalah banjir dihadapi hampir di seluruh negara di dunia. Namun, lahan yang terdapat di kawasan rawan banjir umumnya subur dan menyimpan berbagai potensi serta kemudahan sehingga memiliki daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan. Hal tersebut menyebabkan sebagian kota-kota besar seperti kawasan industri, pariwisata, prasarana perhubungan dan sebagainya tumbuh berkembang serta bermanfaat bagi kehidupan manusia. Namun, dataran banjir juga dapat menimbulkan kerugian bagi manusia berupa genangan banjir yang menyebabkan kerusakan dan bencana. Dengan laju pertumbuhan pembangunan di dataran banjir maka kerusakan dan bencana yang terjadi kemungkinan mengalami peningkatan dari waktu ke proses terjadinya banjir dapat disebabkan oleh kondisi alam yang statis seperti geografis, topografis dan geometri alur sungai; peristiwa alam yang dinamis seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan dari laut/pasang dari sungai induk, amblesan tanah dan pendangkalan; serta kegiatan manusia yang dinamis seperti tata ruang/peruntukan dataran banjir yang tidak sesuai, permukiman di bantaran sungai, prasarana pengendalian banjir yang terbatas, amblesan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut akibat global warming. Hampir seluruh kegiatan penanganan masalah banjir dilakukan pemerintah dengan beberapa proyek yang lebih mengandalkan upaya-upaya yang bersifat struktur structural measures. Kebijakan pembangunan selama ini cenderung sentralistis dan top-down, serta adanya berbagai kendala/keterbatasan di masyarakat sendiri yang menyangkut kondisi sosial, budaya dan ekonomi. Guna mengatasi masalah banjir dan genangan, masih menggandalkan upaya bersifat represif dengan melaksanakan kegiatan fisik dengan membangun sarana dan prasarana pengendali banjir dan atau memodifikasi kondisi alamiah sungai sehingga membentuk sisteM pengendali banjir in-steam yang hampir diterapkan hampir di seluruh negara yang mengalami masalah banjir. Direktur Jenderal Sumber Daya Air Siswoko menyebutkan kegiatan struktur tersebut antara lain pembangunan tanggul banjir untuk mencegah meluapnya air banjir sampai tingkat/besaran banjir tertentu sehingga terbentuk penampang sungai yang tersusun untuk mengalirkan debit banjir. Selain itu dilakukan normalisasi alur sungai, penggalian sudetan, banjir, kanal dan interkoneksi antar sungai untuk merendahkan elevasi muka air banjir di sungai. Upaya lainnya yakni melalui pembangunan waduk penampungan dan atau retensi banjir, banjir kanal dan interkoneksi untuk memperkecil debit banjir; serta pembangunan waduk/polder, pompa dan sistem drainase untuk mengurangi luas dan tinggi lanjut Siswoko menyebutkan, kegiatan non struktur yaitu konservasi tanah dan air di DAS hulu untuk menekan besarnya aliran permukaan dan mengendalikan besarnya pendangkalan/sedimentasi di dasar sungai. Kegiatan lainnya yakni pengelolaan dataran banjir flood plain management berupa penataan ruang dan rekayasa di dataran banjir yang diatur dan disesuaikan sedemikian rupa untuk memperkecil resiko/kerugian/bencana banjir. Selain itu perlu juga dilakukan penataan ruang dan rekayasa di DAS hulu dengan pertimbangan tertentu, sehingga pembudidayaan/pendayagunaan lahan tidak merusak hidrologi DAS dan tidak memperbesar debit serta masalah banjir. Upaya lainnya berupa penanggulangan banjir flood-fighting untuk menekan bencana dan mengatasinya secara juga mengatakan untuk menangani masalah banjir perlu diterapkan sistem prakiraan dan peringatan dini untuk menekan besarnya bencana serta Flood proofing dengan membangun tanggul keliling, polder dan pompa. Peran masyarakat pun sangat diperlukan disamping penegakan hukum yang lebih tegas. Selain itu perlu dilakukan penetapan sembada sungai dengan didukung penegakan hukum. Tidak ketinggalan, dalam menangani banjir, penyuluhan dan pendidikan masyarakat melalui media serta penanggulangan kemiskinan poverty alleviation sangat mutlak dilakukan. Kondisi dan permasalahan setiap sungai selalu berbeda, agar penerapan sistem pengendalian banjir optimal maka setiap sungai harus melalui kajian yang menyeluruh dengan membandingkan beberapa alternatif/ kombinasi. ind/sdaPusat Komunikasi Publik272005 Apakah informasi di atas cukup membantu? Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Facebook Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Twitter kemenpu Instagram kemenpupr Youtube kemenpu SigapMembangunNegeri
Olehsebab itu, salah satu dampak banjir rob yaitu bisa menggangu aktivitas mata pencaharian masyarakat. 2. Pendapatan. Jika banjir bisa menyebabkan aktivitas ekonomi lumpuh, maka hal tersebut akan turut menganggu pendapatan yang dihasilkan masyarakat. Dampak ini akan sangat dirasakan masyarakat yang mendapatkan penghasilan harian.
Berada di Cincin Api Pasifik, wilayah yang secara geologis paling aktif di dunia, Indonesia rentan terhadap bencana alam. Pada Juli dan Agustus 2018 gempa bumi yang seperti tak habis-habisnya melanda Bali dan Lombok, menewaskan lebih dari 600 orang. Tidak lama kemudian, gempa bumi menghantam pantai Sulawesi Tengah, diikuti oleh tsunami lokal yang melanda Kota Palu dan sekitarnya. Lebih dari orang tewas. Hanya beberapa hari sebelum Natal 2018, tsunami melanda pesisir Pulau Jawa dan Sumatra. Dipicu oleh runtuhnya sebagian gunung api Anak Krakatau ke laut setelah letusannya, bencana ini menewaskan sedikitnya 420 orang. Beberapa analis telah mengomentari kesiapan dan tanggapan pemerintah terhadap bencana ini. Namun, di masyarakat sendiri, ada cara pandang yang mengaitkan unsur-unsur keimanan dengan bencana alam. Misalnya, bahwa terdapat dua masjid di Palu yang tetap berdiri-sementara bangunan yang lain hancur-memicu perdebatan tentang intervensi Ilahi dalam bencana alam ini. Baik sebagai respons langsung terhadap bencana atau sebagai cara utuk dapat menghadapi dampak bencana, banyak anggota masyarakat menanggapi ketidakpastian dari alam dengan sikap “lihat saja nanti”. Masyarakat Indonesia menggunakan konsep pasrah, yang berarti berserah kepada Tuhan, untuk mengartikulasikan sikap ini. Pasrah memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu dan komunitas, tapi konsep itu sendiri dikenal oleh banyak agama di dunia. Dalam konsep pasrah, nasib umat manusia sepenuhnya ditentukan oleh Tuhan sehingga tidak begitu masuk akal bagi manusia untuk berencana menghadapi kejadian-kejadian dan akibat-akibat yang tidak terduga. Interpretasi pasrah yang lain menyatakan bahwa manusia harus berusaha sekuat tenaga sambil memahami bahwa pada titik tertentu nasiblah yang menentukan. Meski bukan merupakan konsep yang khusus untuk Indonesia saja, lazimnya konsep pasrah di seluruh kepulauan Indonesia mempengaruhi perencanaan penanggulangan bencana alam dan konservasi lingkungan. Ketika semua sudah ditakdirkan, apa gunanya merencanakan kebijakan dan langkah untuk mengurangi dampak dari bencana alam, atau mengakui bahwa manusia memiliki peran dalam melindunginya? Sikap pasif terhadap bencana Penyebab bencana alam di Indonesia–kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di atas pertemuan lempeng Bumi dan memiliki banyak gunung api–juga telah menjadikan negeri sebagai salah satu daerah yang lingkungannya paling produktif di dunia. Negara ini memiliki tanah yang kaya nutrisi dan terumbu karang yang kaya dengan ikan. Selama beberapa generasi, rakyat Indonesia dan penjajah dari Barat telah memanfaatkan sumber daya ini. Namun, kekayaan yang tampaknya tak terbatas–dieksploitasi melalui pertambangan, produksi minyak kelapa sawit, dan penangkapan ikan tanpa kendali–malah menciptakan masalah yang luar biasa Indonesia memiliki tingkat kerusakan lingkungan tercepat di dunia, dan tampaknya belum ada solusi efektif untuk mengatasinya. Pemerintah Indonesia terus berjuang untuk mempersiapkan komunitas lokal untuk menghadapi bencana, baik bencana akibat manusia, maupun bencana alam, terutama ketika orang umumnya percaya bahwa apa pun yang terjadi itu adalah kehendak Tuhan. Dari Juni sampai September 2018, kami mewawancarai sekitar 30 penduduk di Yogyakarta dan Salatiga, Jawa Tengah, untuk lebih memahami arti konsep pasrah terhadap bencana alam yang dipengaruhi manusia maupun tidak untuk kesiapsiagaan di masa depan. Kami meminta informasi dari penduduk Yogyakarta yang tinggal di dekat Gunung Merapi dan Kota Salatiga terletak 23 kilometer di utara kaki Gunung Merapi. Banyak penghuni Salatiga ingat letusan-letusan Gunung Merapi pada masa lalu. Karena jumlah penduduknya yang lebih dari jiwa, Salatiga adalah kota terbesar di daerah bencana berisiko tinggi. Kami mensurvei dan mewawancarai penduduk dari berbagai latar belakang, dan terlihat jelas dari penjelasan para penduduk, konsep pasrah dan takdir mempengaruhi pemikiran mereka tentang pelestarian lingkungan. Kami menemukan bahwa mereka yang percaya bahwa bencana alam secara langsung dipengaruhi oleh Tuhan cenderung berpendapat bahwa manusia bukan penyebab kerusakan lingkungan. Sebaliknya, mereka yang tidak melihat bencana alam sebagai kehendak Tuhan cenderung beranggapan manusia berperan dalam kerusakan lingkungan seperti limbah platik, pencemaran udara dan air, dan penggunaan sumber daya alam di hutan dan laut secara berlebihan. Penting untuk dicatat bahwa, bagi banyak orang yang kami wawancarai, pasrah bukan hanya disebabkan karena sikap pasif. Pasrah juga merupakan sikap berserah yang timbul dari ketidakmampuan untuk meninggalkan daerah rawan bencana, karena mereka kurang mampu atau tidak memiliki tempat tinggal yang lain. Ada juga karena kegagalan pemerintah menghadapi kerusakan lingkungan yang parah akibat berbagai hal, mulai dari penangkapan ikan yang tak terkendali, deforestasi hingga polusi plastik. Mengenal sikap agama dan budaya Mengingat tingginya tingkat kehancuran lingkungan yang diakibatkan manusia maupun alam di Indonesia, semakin penting bagi pemerintah untuk menanggapi konsep-konsep tertentu dari agama dan budaya yang menghambat masyarakat dalam merespons secara efektif terhadap bencana alam. Pemerintah juga perlu mengatasi faktor-faktor eksternal yang membuat orang tidak dapat meninggalkan daerah bencana tepat waktu, seperti kegagalan sistem peringatan bencana. Dalam hal pengelolaan lingkungan, konsep keagamaan di luar pasrah juga dapat memberikan pelajaran berharga untuk mengatasi masalah tragedi milik bersama ini. Lebih dari 750 ayat dalam Alquran berhubungan dengan lingkungan. Agama Kristen juga mengajarkan untuk menghormati semua ciptaan Tuhan. Ajaran-ajaran ini diakui secara luas di antara orang-orang yang kami survei dan menambahkan perspektif yang kritis pada konteks pasrah dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan hal ini, karena degradasi lingkungan meningkat dengan cepat, sangat penting untuk memahami bagaimana keyakinan-keyakinan budaya mendukung atau menghambat pengelolaan lingkungan. Ajaran agama dapat membuka wawasan untuk mengatasi hambatan ini. Namun, pada akhirnya pemahaman yang lebih mendalam tentang beragam komunitas di seluruh Indonesia dan berbagai tantangan yang mereka hadapi adalah langkah pertama untuk mempersiapkan masyarakat ketika bencana terjadi. Masa depan manusia mungkin tetap menjadi kehendak Tuhan, tapi masa depan kesehatan lingkungan dunia tetap di tangan manusia. Artikel ini ditulis bersama dengan Chloe King, mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas George Washington.
Banjir Antropogenik, dan Demokrasi. "Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni. dibiarkannya yang tak terucapkan. diserap akar pohon bunga itu.". Begitu kutipan bait terakhir puisi karangan sastrawan terkemuka Indonesia, Sapardi Joko Damono, berjudul "Hujan Bulan Juni.". Juni, bulan yang identik dengan kemarau.
Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. kita harus mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil , seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di sungai atau di selokan, membersihkan saluran pembuangan, dll. marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita untuk lingkungan yang sehat dan menentramkan. identifikasi bagian bagian struktur dari teks persuasi tersebut JawabanTesis = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. Tesis = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. Argumentasi = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. kita harus mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil , seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di sungai atau di selokan, membersihkan saluran pembuangan, dll. Tesis = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. Argumentasi = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. kita harus mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil , seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di sungai atau di selokan, membersihkan saluran pembuangan, dll. Penegasan ulang = marilah kita bersama-sama Tesis = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. Argumentasi = Banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. bahkan banjir seolah merupakan agenda tahunan yang sangat biasa terjadi. baik dalam cara dan menanggulangi banjir, masyarakat masih sangat terkesan biasa-biasa saja. hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi lagi. kebiasaan membuang sampah di sungai dan di selokan menjadi penyebab utama terjadinya banjir. kita harus mengubah kebiasaan hidup kita mulai dari hal kecil , seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah di sungai atau di selokan, membersihkan saluran pembuangan, dll. Penegasan ulang = marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita untuk lingkungan yang sehat dan jawaban tercerdas
DefinisiBencana. Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
ANTARA FOTO/JOJON Foto udara jalan trans sulawesi terendam banjir bandang di Kecamatan Asera, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Minggu 9/6/2019. Akibat intensitas hujan tinggi menyebabkan Sungai Lasolo meluap dan menyebabkan banjir bandang, sementara pihak BPBD Kabupaten Konawe Utara mencatat sebanyak unit rum Laporan sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Ecology and Society pada Agustus 2020 mengungkapkan penyebab kenapa Indonesia dilanda bencana banjir lebih sering dan lebih parah. Riset ini menyebutkan bahwa perubahan tata guna lahan yang cepat di Indonesia telah berdampak pada siklus air lokal di negeri ini, salah satu dampaknya adalah berupa banjir. Riset multidisiplin ilmu ini dikerjakan oleh tim peneliti gabungan dari University of Göttingen, Institut Pertanian Bogor IPB, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG. Hasil riset ini menunjukkan bahwa perluasan perkebunan monokultur, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, menyebabkan banjir di Indonesia terjadi lebih sering dan lebih parah. Dalam laporan hasil riset ini tim peneliti menjelaskan bahwa peningkatan frekuensi dan keparahan banjir ini terkait dengan proses ekohidrologi dan sosial yang saling mempengaruhi, termasuk degradasi tanah di area pertanian monokultur, perluasan perkebunan kelapa sawit ke area lahan basah, dan pembangunan bendungan pelindung banjir. Baca Juga Samudra Arktik Pernah Menjadi Tawar di Zaman Es, Sebuah Studi Dalam riset ini, para peneliti melakukan hampir 100 wawancara dengan para petani kecil, masyarakat desa, dan para pengambil keputusan di provinsi Jambi, Sumatra. Mereka kemudian membandingkan dan melengkapi analisis mereka terhadap hasil wawancara ini dengan pengukuran ilmiah dari curah hujan, tinggi permukaan air sungai, tinggi permukaan air tanah, sifat-sifat tanah, serta pemetaan penggunaan lahan di wilayah tersebut. "Banyak studi tentang hubungan antara perubahan penggunaan lahan dan banjir hanya didasarkan pada analisis oleh masing-masing disiplin ilmu dan dengan demikian hanya memberikan wawasan yang terpisah-pisah tentang proses yang mendasarinya," kata peneliti utama dalam tim riset ini, Jennifer Merten dari Department of Human Geography di University of Göttingen, sebagaimana dikutip dari ScienceDaily. "Oleh karena itu, penting bagi kami untuk menggunakan data seluas mungkin dari berbagai disiplin ilmu dan juga untuk memasukkan pengamatan dari penduduk lokal." Baca Juga Alih Fungsi Hutan Jadi Kebun Sawit Bikin Suhu Indonesia Makin Panas Dalam laporan hasil riset ini, para ilmuwan dari German-Indonesian Collaborative Research Centre EFForTS Ecological and Socio-Economic Functions of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems menunjukkan bahwa perluasan perkebunan kelapa sawit dan karet saat ini memiliki dampak yang signifikan terhadap siklus air lokal. "Perubahan penggunaan lahan skala besar menyebabkan pemadatan tanah, sehingga lebih sedikit hujan yang diserap oleh tanah dan air dengan cepat mengalir ke permukaan," jelas Christian Stiegler dari Bioclimatology Group di University of Göttingen yang turut menjadi anggota peneliti dalam rim riset ini. "Secara khusus, penghancuran lahan di daerah rawan banjir yang semakin parah berdampak besar dalam proses siklus air lokal ini," imbuhnya. Baca Juga Studi Air Laut Akan Naik Lebih Tinggi Lampaui Skenario Terburuk PBB PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Denganalam Jakarta yang kelihatan semakin kepayahan, memang dibutuhkan langkah yang taktis untuk menangani masalah banjir. Karena bencana ini membuat segala aktivitas di segala aspek terhenti. Kerugian sudah pasti dialami Jakarta sebagai jantung perekonomian negeri. Gubernur Anies Baswedan yang terkenal dengan kebijakan populisnya seperti
Teks persuasi adalah teks yang dimaskudkan untuk mengajak, membujuk, atau menyuruh pembacanya melakukan sesuai sebagaimana yang penulis sampaikan. Struktur teks persuasi sebagai berikut pembukaan, memuat pandangan awal penulis terhadap suatu topik. tesis, memuat gagasan umum penulis tentang topik yang dibahas. argumen, berisi pendapat penulis atau bukti-bukti yang mendukung tesis. rekomendasi, bagian penutup teks persuasi yang berisi ajakan mau saran untuk melakukan hal yang disampaikan pada teks tersebut. Berikut analisis struktur teks persuasi tersebut. Bagian pembukaan pada paragraf adalah Banjir merupakan bencana yang begitu akrab ... kalimat 1. Bahkan, banjir seolah merupakan agenda tahunan ... kalimat 2. Kalimat tersebut memuat pandangan penulis tentang banjir di Indonesia. Bagian tesis pada paragraf adalah Baik dalam cara menyikapi dan menanggulangi banjir, ... Kalimat 3. Pada kalimat tersebut penulis menentukan arah topik permasalahan yang akan dibahas, yaitu cara menanggulangi banjir yang tidak serius oleh masyarakat. Bagian argumen pada paragraf adalah Hal ini sebaiknya tidak boleh terjadi Kalimat 4. Kebiasaan membuang sampah di sungai ... Kalimat 5. Kita harus mengubah kebiasaan hidup ... Kalimat 6. Kalimat tersebut mengandung data berupa fakta yang mendukung argumen penulis. Bagian rekomendasi pada paragraf adalah Marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan hidup kita ... Kalimat 7. Kalimat tersebut mengandung kata tugas marilah yang menyatakan ajakan atau saran bagi pembaca. Dengan demikian struktur teks persuasi tersebut adalah pembukaan pada kalimat 1 dan 2, tesis pada kalimat 3, argumen pada kalimat 4,5, dan 6, rekomendasi pada kalimat 7.
ClCP3. mpnixe7v2v.pages.dev/79mpnixe7v2v.pages.dev/389mpnixe7v2v.pages.dev/127mpnixe7v2v.pages.dev/41mpnixe7v2v.pages.dev/30mpnixe7v2v.pages.dev/117mpnixe7v2v.pages.dev/67mpnixe7v2v.pages.dev/49mpnixe7v2v.pages.dev/292
banjir merupakan bencana yang begitu akrab dengan kehidupan masyarakat indonesia